Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Arsitektur Multi User Database

Kali ini saya akan menjelaskan beberapa Arsitektur Multi User Database beserta kelebihan dan kekurangannya, pada akhir penjelasan saya mencoba menyimpulkan arsitektur mana yang terbaik (Versi saya).
Postingan ini secara khusus saya tujukkan kepada dosen Basis Data saya, Oke mari kita menuju TKP :
   
  1. Teleprocessing

    Teleprocessing adalah pengolahan data diterima dari atau mengirimkan ke lokasi dengan jarak yang jauh dengan melalui jaringan komunikasi (M. Suyanto, 2005).
    Arsitektur tradisional untuk sistem multi user adalah teleprocessing, dimana satu komputer dengan sebuah CPU dan sejumlah terminal seperti pada gambar di bawah ini.

    Gambar Arsitektur Teleprocessing.

    Semua pemrosesan dikerjakan dalam batasan fisik komputer yang sama. Terminal untuk pemakai berjenis 'dumb', yang tidak dapat berfungsi sendiri dan masing-masing dihubungkan ke komputer pusat. Terminal-terminal tersebut mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol komunikasi pada sistem operasi ke program aplikasi, yang bergantian menggunakan layanan DBMS.
    Dengan cara yang sama, pesan dikembalikan ke terminal pemakai. Arsitektur ini menempatkan beban yang besar pada komputer pusat yang tidak hanya menjalankan program aplikasi tetapi juga harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan pada terminal seperti format data untuk tampilan di monitor.

    Contoh : E – Toll, pada terminal kita hanya menempelkan kartu magnetik, lalu terminal akan mengecek kepusat apakah saldo dari kartu e-toll tersebut ada. Jika ada pusat akan mengirimkan kembali ke terminal agar membukakan jalan untuk pengguna.

    Kelebihan : 
    1. Murahnya biaya telekomunikasi sekarang ini memungkinkan terminal – terminal untuk saling berhubungan untuk membentuk real time systems.
    2. Memungkinkan pemakai komputer bersama – sama menggunakan computer. 
    3. Komputer akan membagi waktunya bergantian untuk tiap – tiap pemakai 
    4. Dengan time sharing systems sekarang ini sebuah komputer pusat dapat melayani sampai ribuan terminal. 
    5. Semua data dan program – program aplikasi tersimpan di hardisk komputer pusat.
       
    Kekurangan : 
    1. Membutuhkan Komputer Besar atau Mainframe yang harganya sangat mahal.
     
     
  2. Fille-Server

    Proses didistribusikan ke dalam jaringan sejenis LAN (Local Area Network). File server mengendalikan file yang diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun aplikasi dan DBMS dijalankan pada masing-masing workstation tetapi tetap meminta file dari file server jika diperlukan (perhatikan gambar berikut ini).


    Gambar Arsitektur File Server

    Dengan cara ini, file server berfungsi sebagai sebuah hard disk yang digunakan secara bersamaan.
     
    Kelebihan :
    1. Dapat membagi file seperti dokumen, spreadsheet, gambar dan database.
    2. File server menyimpan file-file yang dibutuhkan oleh aplikasi dan DBMS. 
    3. Aplikasi dan DBMS bekerja pada masing-masing workstation, meminta file pada file server ketika dibutuhkan. 
    4. File server bertindak sebagai pengelola file dan memungkinkan klien mengakses file tersebut
       
    Kekurangan : 
    1. Jaringan padat.
    2. Diperlukan copy DBMS pada setiap workstation.
    3. Kontrol concurrency, recovery, dan integrity yang lebih rumit.
    4. Beban jaringan tinggi karena tabel yang diminta akan diserahkan oleh file server ke klien melalui jaringan.

       
  3. Client Server

    Untuk mengatasi kelemahan arsitektur Teleprosessing dan Fille-Server maka dikembangkan arsitektur client-server. Client-server menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem.
    Sesuai dengan namanya, ada sebuah pemroses client yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang menyediakan sumbernya. Tidak ada kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada mesin yang sama. Secara ringkas, umumnya server diletakkan pada satu sisi dalam LAN dan client pada sisi yang lain.

    Gambar Arsitektur Client Server

    Dalam konteks database, client mengatur interface berfungsi sebagai workstation tempat menjalankan aplikasi database. Client menerima permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan database dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan ke server, menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir. Server menerima dan memproses permintaan database kemudian mengembalikan hasil ke client.
    Proses-proses ini melibatkan pemeriksaan autorisasi, jaminan integritas, pemeliharaan data dictionary dan mengerjakan query serta proses update. Selain itu juga menyediakan kontrol terhadap concurrency dan recovery.
     
    Kelebihan :
    1. Klien bertanggung jawab dalam mengelola antar muka pemakai (mencakup logika penyajian data, logika pemrosesan data, logika aturan bisnis).
    2. Database server bertanggung jawab pada penyimpana, pengaksesan, dan pemrosesan database.
    3. Beban jaringan menjadi berkurang.
    4. Otentikasi pemakai, pemeriksaan integrasi, pemeliharaan data dictionary dilakukan pada database server. 
    5. Akses yang lebih luas terhadap basis data.
    6. Dapat meningkatkan performa.
    7. Mengurangi biaya untuk perangkat keras. 
    8. Mengurangi biaya untuk komunikasi. 
    9. Dapat meningkatkan konsistensi.
       
    Kekurangan :
    1. Database server dituntut memiliki kemampuan pemrosesan yang tingg.


  4. Three-Tier

    Model three-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur Client Server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini,masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :

     
    Gambar Arsitektur Three-Tier

    • Layanan presentasi (tingkat client)
    • Layanan bisnis (tingkat menengah)
    • Layanan data (tingkat sumber data)

    Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari arsitektur Client Server. Pada arsitektur Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara Client dan Database Server.
    Contoh dari Application server adalah IIS, WebSphere, dan sebagainya.
    Application Server umumnya berupa business process layer, dimana bisa didevelop menggunakan PHP, ASP.Net, maupun Java. Sehingga kita menempatkan beberapa business logic kita pada tier tersebut.
    Arsitektur Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan dengan menggunakan Web Application. Karena dengan menggunakan Web Application, Client Side (Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi Web Browser. Dan saat komputer client melakukan inputan data, maka data tersebut dikirimkan ke Application Server dan diolah berdasarkan business process-nya. Selanjutnya Application Server akan melakukan komunikasi dengan database server. Biasanya, implementasi arsitektur Three Tier terkendala dengan network bandwidth. Karena aplikasinya berbasiskan web, maka Application Server selalu mengirimkan Web Application-nya ke computer Client. Jika kita memiliki banyak sekali client, maka bandwidth yang harus disiapkan akan cukup besar, Sedangkan network bandwidth biasanya memiliki limitasi. Oleh karena itu biasanya, untuk mengatasi masalah ini, Application Server ditempatkan pada sisi client dan hanya mengirimkan data ke dalam database server.
     
    Kelebihan :
    1. Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil.
    2. Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain ikut salah
    3. Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client.
    4. Keamanan dibelakang firewall.
    5. Transfer informasi antara web server dan server database optimal.
    6. Komunikasi antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebvih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah.
    7. Penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai untuk menangani pengambilan informasi dari database.
    8. Keluwesan teknologi.
    9. Mudah untuk mengubah DBMS engine.
    10. Memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda.
    11. Biaya jangka panjang yang rendah.
    12. Perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle tier daripada pada aplikasi 
    13. Kekampuan untuk bereaksi terhadap perubahan bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah modul kode daripada mengubah keseluruhan aplikasi.

    Kekurangan :
    1. Lebih susah untuk merancang.
    2. Lebih susah untuk mengatur.
    3. Lebih mahal.

       
Kesimpulan : Menurut saya dari semua hal yang telah saya jabarkan, Saya berkesimpulan bahwa Arsitektur Three Tier lah yang paling bagus, bagi saya arsitektur ini merupakan bentuk penyempurnaan dari arsitektur sebelumnya, pada arsitektur ini Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client, Keamanan dibelakang firewall sehingga dari segi keamanan lebih terjamin, beberapa kekurangan yang dimiliki arsitektur ini saya rasa dapat tertutupi dengan banyaknya kelebihan yang dimilikinya, dan dengan banyaknya kelebihan yang dimiliki maka saya menganggap arsitektur three tier lah yang paling bagus.

3 comments for "Arsitektur Multi User Database"